Budidaya Tambak Udang
Desa Bendungan merupakan daerah yang berada
di pesisir utara laut jawa, hal ini menjadi desa ini memiliki kawasan tambak yang
cukup luas di sepanjang pantai hingga kepinggiran pemukiman warga,
kondisi geografis desa bendungan sangatlah strategis karena terbagi menjadi dua pertanian,
yaitu ketika di musim hujan warga akan bercocoktanam dengan menanampa di,
palawija bawang, sayuran dan sebagainya, lokasi lahan persawahan berada di
sebelah selatan pemukiman.
Dan masih di musim hujan para petani memanfaatkan tambak garam mereka untuk lahan budidaya ikan danu dang,
Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnyasungai, laut, ataudanau.
Udangdapatditemukan di hampirsemua “genangan” air yang berukuran besar baik air
tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, daridekatpermukaanhinggabeberaparibu
meter di bawahpermukaan.Udang biasa dijadikan makanan laut (seafood).
Sedangkan di musim kemarau para petani akan berpindah/beralih kepertanian/petambak garam
yang berlokasi di bagian utara pemukiman.
Dan untuk kesempatan kali ini penulis mencoba mengulas sedikit tentang cara budidaya udang
di air Asin/Payau. Semoga bisa jadi inspirasi kita semua
Budidaya Tambak Udang
Lahan tambak untuk budidaya udang yang
baik harus memiliki karakter kedap air
dan dapat membuang limbah secaraefisien.Karakteristik yang
kedua dapat terpenuhi apabila kotoran yang ada di dalam tambak terkonsentrasi di
dekat saluran pembuangan harian Prinsip ini dapat terpenuhi pada tambak dengan bentuk dan luas
yang optimal. Sebagai contoh lahan yang saat ini kami jadikan percontohan seluas 5000
m2 dengan sistem central drain merupakan tambak yang memenuhi syarat tersebut.
Posisi tambak,
terutama dasar tambak terhadap sea level, akan menentukan kecepatan pengeringan air
pada saat panen dan besarnya biaya untuk panen. Dasar tambak yang berada di atas level
pasang tertinggi (misalnya 20 cm di atas HHWL)
berakibat pada waktu panen tidak bergantung pada keadaan tinggi pasang serta dapat dilakukan secara gravitasi.
Semakin rendah posisi dasar tambak dari level di atas berakibat pada semakin lamanya
proses pengeringan, ada ketergantungan pada kondisi pasang,
dan bahkan ada penambahan biaya untuk pompa.
Adanya tuntutan terhadap dilakukannya budidaya udang
yang ramah lingkungan serta penyakit virus yang selalu mengintai udang,
makadiperlukan pula adanya influent water treatment danefluent water
treatment. Oleh karena itu, dua unit
petak untuk keperluan tersebut perlu dibangun melengkapi petak tambak untuk budidaya.Sumber air untuk tambak (air tawardan
air laut) dibawa oleh saluran pembawa, dialirkan kedalam petak influent water
treatment, kemudian dialirkan kedalam petak tambak. Dari petak tambak, air
dibuang kesaluran drainase, dialirkan ke petak efluent water treatment,
untuk kemudian dibuang ke laut.
Untuk memberikan gambaran teknis konstruksi suatu hamparan tambak,
diuraikan salah satu contoh konstruksi dari tambak seluas 5000 M2seperti gambardi
bawah ini.
1. KonstruksiPetakTambak
* Luas : 5000 m2
* Kedalaman air :
• Pinggir 150 cm
• Tengah 160 cm
* Saluran pembuang air harian,
* Saluran pembuangan air harian: pipa 6 inchi
* Saluran pengering total : “scot balok” lebar 70 cm di sudut
* Dasar titik tengah tambak : 20 cm di atas HHWL
* Setiap petak tambak berada diantara Saluran Pembawa (SP) dan Saluran Drainase (SD)
* Pergantian air maksimum 5% volume per hari.
* Kedalaman air :
• Pinggir 150 cm
• Tengah 160 cm
* Saluran pembuang air harian,
* Saluran pembuangan air harian: pipa 6 inchi
* Saluran pengering total : “scot balok” lebar 70 cm di sudut
* Dasar titik tengah tambak : 20 cm di atas HHWL
* Setiap petak tambak berada diantara Saluran Pembawa (SP) dan Saluran Drainase (SD)
* Pergantian air maksimum 5% volume per hari.
2. JaringanIrigasi
*SaluranPembawa
(SP)
• Air laut dialirkan secara gravitasi melalui jeti, masuk ke tandon untuk seterusnya ke Saluran Pembawa Primer (SPP) dan didistribusikan ke Saluran Pembawa Sekunder (SPS), untuk selanjutnya masuk keSaluran Pembawa Tersier (SPT).
• Seluruh dasar saluran pembawa (SP) berada 20 cm di bawah LLWL
• Dimensi SPS dan SPT disesuaikan dengan total kebutuhan air maksimum petak-petak tambak yang dilayaninya..
• Air laut dialirkan secara gravitasi melalui jeti, masuk ke tandon untuk seterusnya ke Saluran Pembawa Primer (SPP) dan didistribusikan ke Saluran Pembawa Sekunder (SPS), untuk selanjutnya masuk keSaluran Pembawa Tersier (SPT).
• Seluruh dasar saluran pembawa (SP) berada 20 cm di bawah LLWL
• Dimensi SPS dan SPT disesuaikan dengan total kebutuhan air maksimum petak-petak tambak yang dilayaninya..
Demikian sekilas tentang budidaya tambak udang.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar