26 Mei 2014

TAMBAK UDANG DAN BANDENG

Budidaya Tambak  Udang


panen udang
PETAMBAK UDANG


Desa Bendungan merupakan daerah yang berada di pesisir utara laut jawa, hal ini menjadi desa ini memiliki kawasan tambak yang cukup luas di sepanjang pantai hingga kepinggiran pemukiman warga, kondisi geografis desa bendungan sangatlah strategis karena terbagi menjadi dua pertanian, yaitu ketika di musim hujan warga akan bercocoktanam dengan menanampa di, palawija bawang, sayuran dan sebagainya, lokasi lahan persawahan  berada di sebelah selatan pemukiman.
Dan masih di musim hujan para petani memanfaatkan tambak garam mereka untuk lahan budidaya ikan danu dang, Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnyasungai, laut, ataudanau. Udangdapatditemukan di hampirsemua “genangan” air yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, daridekatpermukaanhinggabeberaparibu meter di bawahpermukaan.Udang biasa dijadikan makanan laut (seafood).
Sedangkan di musim kemarau para petani akan berpindah/beralih kepertanian/petambak garam yang berlokasi di bagian utara pemukiman.

Dan untuk kesempatan kali ini penulis mencoba mengulas sedikit tentang cara budidaya udang di air Asin/Payau. Semoga bisa jadi inspirasi kita semua
Budidaya Tambak Udang
Lahan tambak untuk budidaya udang yang baik harus memiliki karakter kedap air dan dapat membuang limbah secaraefisien.Karakteristik yang kedua dapat terpenuhi apabila kotoran yang ada di dalam tambak terkonsentrasi di dekat saluran pembuangan harian Prinsip ini dapat terpenuhi pada tambak dengan bentuk dan luas yang optimal. Sebagai contoh lahan yang saat ini kami jadikan percontohan seluas 5000 m2 dengan sistem central drain merupakan tambak yang memenuhi syarat tersebut.


Posisi tambak, terutama dasar tambak terhadap sea level, akan menentukan kecepatan pengeringan air pada saat panen dan besarnya biaya untuk panen. Dasar tambak yang berada di atas level pasang tertinggi (misalnya 20 cm di atas HHWL) berakibat pada waktu panen tidak bergantung pada keadaan tinggi pasang serta dapat dilakukan secara gravitasi. Semakin rendah posisi dasar tambak dari level di atas berakibat pada semakin lamanya proses pengeringan, ada ketergantungan pada kondisi pasang, dan bahkan ada penambahan biaya untuk pompa.
Adanya tuntutan terhadap dilakukannya budidaya udang yang ramah lingkungan serta penyakit virus yang selalu mengintai udang, makadiperlukan pula adanya influent water treatment danefluent water treatment. Oleh karena itu, dua unit petak untuk keperluan tersebut perlu dibangun melengkapi petak tambak untuk budidaya.Sumber air untuk tambak (air tawardan air laut) dibawa oleh saluran pembawa, dialirkan kedalam petak influent water treatment, kemudian dialirkan kedalam petak tambak. Dari petak tambak, air dibuang kesaluran drainase, dialirkan ke petak efluent water treatment, untuk kemudian dibuang ke laut.
Untuk memberikan gambaran teknis konstruksi suatu hamparan tambak, diuraikan salah satu contoh konstruksi dari tambak seluas 5000 M2seperti gambardi bawah ini.



1. KonstruksiPetakTambak
*  Luas : 5000 m2
*  Kedalaman air :
  Pinggir 150 cm
• Tengah 160 cm
*  Saluran pembuang air harian,
*  Saluran pembuangan air harian: pipa 6 inchi
*  Saluran pengering total : “scot balok” lebar 70 cm di sudut
*  Dasar titik tengah tambak : 20 cm di atas HHWL
*  Setiap petak tambak berada diantara Saluran Pembawa (SP) dan Saluran Drainase (SD)
*  Pergantian air maksimum 5% volume per hari.
2. JaringanIrigasi
*SaluranPembawa (SP)
• Air laut dialirkan secara gravitasi melalui jeti, masuk ke tandon untuk seterusnya ke Saluran Pembawa Primer (SPP) dan didistribusikan ke Saluran Pembawa Sekunder (SPS), untuk selanjutnya masuk keSaluran Pembawa Tersier (SPT).
• Seluruh dasar saluran pembawa (SP) berada 20 cm di bawah LLWL
• Dimensi SPS dan SPT disesuaikan dengan total kebutuhan air maksimum petak-petak tambak yang dilayaninya..

Demikian sekilas tentang budidaya tambak udang. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar